hai sobat...penasaran ni sama postingan saya...hehehe...
kali ini saya posting tentang kelainan saat haid. secara sekarang kan banyak banget tu kasus remaja-remaja putri yang merasakan nyeri saat haid, ya walaupun nyerinya itu relatif, tapi tetep harus diwaspadai lho...
daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung simak aja yuk informasinya...check it dot...:)
oia lupa sobat, artikel yang saya posting ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber dan salah satunya ada di akhir tulisan...
Do You Know ???
Akhir-akhir
ini banyak remaja putri yang sering merasakan nyeri pada saat haid. Rasa nyeri
yang dirasakan sangat relatif, ada yang hanya merasakan nyeri biasa dan ada
pula yang merasakan nyeri yang sangat luar biasa. Rasa nyeri saat haid ini
sering disebut dalam bahasa medis dengan istilah dismenorrhea. Dismenorrhea
atau kejang-kejang saat haid ini ada dua jenis, yaitu :
1. Dismenorrhea primer adalah nyeri menstruasi
yang terjadi tanpa adanya kelainan dalam organ
secara nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa
waktu setelah menarke (mulai haid pertama kali), biasanya sesudah menarke,
umumnya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus menstruasi pada
bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat anovulatoir yang tidak
disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi
dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat
berlangsung sampai beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang yang berjangkit-jangkit,
biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang
dan paha. Rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare.
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan
penyebab dysmenorrhea primer. Menurut Hanafiah (1997), beberapa faktor
berikut ini memegang peranan penting sebagai penyebab dysmenorrhea
primer, antara lain:
Faktor kejiwaan
Gadis-gadis remaja yang
secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan
yang baik tentang proses menstruasi, maka mudah untuk timbul dysmenorrhea
primer. Faktor ini, bersama-sama dismenorrhea merupakan kandidat
terbesar untuk menimbulkan gangguan insomnia.
Faktor konstitusi
Faktor ini erat
hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan
terhadap nyeri, faktor-faktor ini adalah anemia, penyakit menahun, dan
sebagainya.
Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang
paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer adalah karena terjadinya
stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi sekarang tidak lagi dianggap
sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenorea primer, karena banyak wanita
menderita dismenorea primer tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus
dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. Mioma submukosum
bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenorea karena otot-otot
uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
Faktor endokrin
Umumnya ada anggapan bahwa
kejang yang terjadi pada dismenorrhea primer disebabkan oleh
kontraksi uterus yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam
fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi
otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih dilepaskan dalam
peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti
diare, nausea, dan muntah.
Faktor alergi
Teori ini dikemukakan
setelah adanya asosiasi antara dysmenorrhea primer dengan urtikaria,
migren atau asma bronkiale.
Pengobatan dismenore primer yang sering dipakai adalah
golongan NSAID yaitu : aspirin, naproksen, ibuprofen, indometasin, dan asam
mefenamat. Obat-obatan ini sering kali lebih efektif jika diminum sebelum
timbul nyeri. Karena dismenorea jarang menyertai perdarahan tanpa ovulasi, maka
pemberian kontrasepsi oral untuk menekan ovulasi juga merupakan pengobatan yang
efektif
2. Dysmenorrhea sekunder dikaitkan dengan
penyakit pelvis organik, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis,
stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD juga
dapat merupakan penyebab dismenorea ini. Dismenorea sekunder dapat
disalahartikan sebagai dismenore primer atau dapat rancu dengan komplikasi
kehamilan dini, terapi harus ditunjukkan untuk mengobati penyakit dasar.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis,
fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara
organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.
Untuk dismenore sekunder, terapi harus di tujukan untuk mengobati
penyakit dasar
Sumber : kelainan-haid.html/dysmenorrhea-dismenore-nyeri-haid.html
0 komentar:
Posting Komentar