My rince

Tulisan ini sedang proses terbit dalam sebuah buku Antologi berjudul "Romance Happy Ending". Penasaran ?? yuk baca kisahnya....check it dot...


MY PRINCE

            28 November 2006 adalah tanggal jadianku dengan Dika. Aku ingat sekali kapan dan dimana Dika menyatakan perasaannya padaku.
            Sepulang sekolah, aku dan teman-temanku seperti biasa berjalan kaki. Begitu juga dengan Dika yang kebetulan rumahnya searah dengan rumahku. Di tengah perjalanan teman-temanku meninggalkan aku dan Dika berdua. Mereka sengaja meninggalakanku. Sepertinya mereka tau kalau Dika mau nembak aku. Atau mungkin ini memang rencana mereka. Entah lah…
            “Fit, ada yang mau aku omongin sama kamu, tapi jangan disini ya…” Dika memecahkan suasana yang sedari tadi dingin.
            “Mau ngomong apa Dik ?” tanyaku penasaran.
            “Nanti  saja ya…nanti kita berhenti dulu ya di depan jalan itu”.
            Mereka pun melanjutkan berjalan dengan hanya saling diam. Menunggu waktu kapan akan sampai di tempat yang akan dituju. Jantungku dag dig dug ga karuan seperti orang yang sedang mengantri giliran untuk di suntik oleh dokter.
***
            Sesampainya di depan jalan yang dimaksud Dika, kami pun duduk di pinggir jalan  itu. Diam, diam, dan diam. 15 menit berlalu dengan hanya saling berdiam. Dan tiba-tiba…
            “Fit, bener kan kamu belum punya pacar ?” Tanya Dika membua suasana hening yang menyelimuti.
            “Hm…. Kenapa gitu ? koq tiba-tiba kamu nanya itu. Selama ini kamu pernah liat aku jalan  sama cowok ga ?” tanyaku padanya.
            “Belum punya kan Fit ? berarti aku punya kesempatan dong ?”.
            “Kesempatan apa Dik ?” tanyaku semakin heran.
            “Kesempatan buat jadi pacar kamu. Fit, aku saying sama kamu. Semenjak kenal sama kamu, aku merasakan ada rasa yang berbeda dalam hati aku. Mungkin rasa ini yang dinamakan cinta Fit. Fit, tolong jawab ya…”.
***
            Jelas aku melihat wajah gugup Dika ada di hadapanku. Aku bingung, apa yang harus aku katakan. Sebenarnya, aku juga merasakan perasaan yang sama seperti kamu Dik. Aku diam sejenak. Dan aku pura-pura membuka tasku. Ternyata…di dalam tasku  tersimpan permen Kiss dengan tulisan “I Love You”…Aku ambil permen itu dan aku berikan pada Dika.
            “Apa ini Fit ? aku butuh jawabanmu, bukan permen” wajah Dika terlihat pucat dan penuh keringat.
            “Iya…itu jawaban dariku, coba kamu liat tulisan di permen itu”.
            “Serius Fit ? bener ini jawaban dari kamu ?”  sekarang wajah Dika terlihat lebih segar walaupun sedikit.
            Tiba-tiba Dika teriak. Itu tanda kebahagiaan Dika.
            “Aku seneng banget Fit. Tadinya aku takut. Takut kamu nolak aku. Aku perhatiin kamu tu orangnya diem. Makasih ya Fit…aku seneng banget”.
            “Iya Dik sama-sama…pulang yuk…udah sore ni…”
            “Aku anter kamu pulang ya Fit….”
***
My valentine…
14 Februari, adalah tanggal yang selalu dinanti-nanti oleh setiap pasang di seluruh dunia. Begitu juga denganku. Tak pernah aku menyangka sebelumnya. Aku mendapatkan kejutan-kejutan yang indah dari my prince.
            Hari ini Dika ga masuk sekolah. Hari ini terasa sepi. Dika kenapa ya ga masuk ? Sakit ? Kesiangan ? Ah…kegelisahan dalam hatiku semakin menjadi. Mudah-mudahan Dika baik-baik saja. Mungkin  dia lagi ada keperluan. Tapi, tetap saja rasa gelisah ini tak mau pergi. Aku coba tanyakan pada teman dekat Dika yaitu Vito.
            “Vit, tau ga kenapa Dika ga masuk ?”.
            “Ga tau Fit, tadi pagi juga aku sms ga di bales, biasanya aku sms langsung di bales”.
            “Iya ni…aku juga sms ga di bales. Aku khawatir sama dia Vit”.
            “Udah Fit, ga usah khawatir. Kamu tau kan siapa Dika” Vito mencoba menenangkan hatiku yang tengah gelisah.
***
            Teet….teeet…teeet….bel pulang sekolah berbunyi. Aku langsung keluar dari kelas. Rencananya aku mau pulang lebih awal, agar lebih cepat sampai di rumah. Tapi….Di tengah jalan aku di cegat oleh my prince…Dika mengagetkan aku dari belakang dengan menutup mataku dengan kedua tangannya.
            “Ini siapa si…iseng banget deh…”
            “Ayo tebak siapa ?”
            “Prince…ini kamu ?”
            Dika melepaskan tangannya dari mataku.
            “Iya princesku yang cantik”
            “Kamu kenapa tadi ga masuk ?”
            “Hm…kasih tau ga ya ?”
            “Prince…” aku menunjukkan wajah masamku pertanda aku kesal pada Dika.
            “Aku ga apa-apa sayang. Kamu kangen ya ?” Dika mulai menggodaku.
            “Emang kamu ga kangen prince ?”
            “Siapa si yang ga kangen sama princes secantik kamu…” lagi-lagi Dika terus menggodaku.
            “Princesku yang cantik…nanti kita mampir dulu ya di istana cinta. Tempat jadian kita dulu..” sambil tersenyum merayuku.
***
            Istana Cinta…
            Aku dan Dika duduk berhadapan. Rasanya aku gemetar menatap wajah pangeran di hadapanku. Bagaimana tidak ? Dia orang yang sudah meluluhkan hatiku yang selama ini beku.
            Tiba-tiba Dika memegang tanganku dan….
            “Sayang…maafin aku ya tadi pagi aku ga masuk. Aku sudah membuat kamu khawatir. Tadi Vito sms ke aku, katanya kamu tadi di kelas murung terus memikirkan aku. Aku bolos”
            Aku marah, aku kesal mendengar kata-katanya yang terakhir. Aku diam dan terus diam.
            “Sayang…kan tadi aku udah minta maaf. Ngomong dong…princesku yang cantik…jangan cemberut terus, nanti cepet tua. Tu kan jadi cantiknya berkurang” masih saja Dika menggodaku.
            “Iya…aku maafin kamu. Tapi, jangan diulangi lagi ya…”
            “Siap Princesku yang paling cantik”.
            “Oia…inget kan ini tanggal berapa ?” Tanya Dika padaku.
            “Tanggal 14, kenapa gitu ?”
            “Koq jawabnya masih jutek ci… masih marah ya ?”
            “Ga sayang…aku udah ga marah sama kamu koq…Cuma masih sedikit kesal aja sama kamu”.
***
            “Tereeeng….Hadiah terindah buat princes yang paling cantik” Dika mengeluarkan kejutan dari dalam tasnya.
            “Apa ini Dik ?” tanyaku dengan wajah penasaran.
            “Nanti ya dibukanya kalau sudah sampai rumah. Sekarang disimpen dulu di tas…”
            “Makasih sayang…kamu selalu saja memberikan kejutan-kejutan terindah untuk aku”.
            Ini adalah pertama kalinya aku menerima hadiah valentine dari someone special. Bukan hanya di hari valentine, Dika juga sering memberiku kejutan-kejutan indah disaat ulang tahun hubungan kita. Dika adalah pacar pertamaku. Sampai kapan pun akan selalu aku ingat kenangan-kenangan indah bersamamu. Kamu yang sudah membuat hari-hariku menjadi lebih berwarna.(28 November 2006)
Biodata Narasi :
Annisa Reefa Wulandari adalah nama pena dari Musni Wulandari. Penulis belum mempunyai banyak prestasi di dalam dunia literasi. Waktu duduk di bangku Tsanawiyyah senang membuat cerpen. Dan ketika di bangku Aliyyah, salah satu cerpennya pernah dipentaskan dalam sebuah teater mini pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya. Aktivitas saat ini adalah kuliah di IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada jurusan Tadris Matematika dan sedang berusaha mengasah kembali kemampuan dalam dunia tulis menulis.  Bisa dihubungi melalui fb dengan nama : Annisa Reefa Wulandari  dan e-mail : annisareefawulandari@ymail.com. Salam Pena J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus mba cerpen'a,.
sukses buat buku'a, n cepet d'terbitkan... :)

Posting Komentar